Seminar Nasional Olahraga: Penjasorkes dalam Kurikulum 2013

"Penjasorkes dalam Kurikulum 2013" merupakan tema seminar nasional olahraga yang diselenggarakan oleh Prodi S2 Ilmu Keolahragaan PPs UNY. Acara ini digelar di Ruang Sidang Utama rektorat UNY pada Sabtu (21/9) menghadirkan keynote speakers yang sangat berperan di dunia pendidikan terutama masalah kurikulum, yaitu, mantan Dirjen Mandikdasmen dan Dikdas Kemendikbud RI, Prof. Suyanto, Ph.D.

Seminar ini diikuti oleh sejumlah 208 orang yang meliputi 121 peserta, 46 pemakalah, dan 41 panitia. Dalam laporannya, ketua panitia, Dr. Widiyanto, peserta berasal dari berbagai PT seperti UPI, STKIP Jombang, UKDW, SMK Kesdam Magelang, beberapa PT lain, pejabat Kemenpora RI, dan beberapa mahasiswa serta praktisi olahraga lainnya.

Seminar dibuka oleh wakil rektor III Universitas Negeri Yogyakarta, Prof. Dr. Sumaryanto, M.Kes. Mewakili institusi beliau mengucapkan terima kasih atas partisipasi dari narasumber, pemakalah, peserta, dan seluruh panitia. Selain itu, beliau berharap prodi IK dapat memajukan tiga pilar olahraga yaitu, olaharaga pendidikan, kesehatan, dan rekreasi. Di akhir  sambutannya, POMNAS ke XIII tahun 2013 akan dihelat di Jogja. Beliau menyampaikan banyak kegiatan salah satunya seminar olahraga di bulan November.

Di awal seminar, tampil pembicara utama, Prof. Suyanto, Ph.D. Beliau mempresentasikan makalah berjudul “Sistem Penjaminan Mutu Pelaksanaan Pembelajaran Kurikulum 2013”. Sebagai mantan pejabat di Kemendikbud beliau berujar selalu mengikuti dan mengetahui perkembangan dan perubahan kurikulum sejak era 75 hingga 2013. Berbagai hal yang berkaitan dengan pendidikan baik tantangan maupun kreativitas untuk menghadapinya. Kurikulum 2013 intinya ingin menjadikan manusia Indonesia yang produktif, kreatif, inovatif, afektif melalui sikap dan keterampilan. Pada intinya, kurikulum 2013 dimaksudkan untuk membawa perubahan pendidikan di Indonesia.

Pada sesi kedua makalah yang disampaikan berjudul Pembelajaran Terintegrasi Penjasorkes Kurikulum 2013 oleh Prof. Dr. Adang Suherman, M.A. Guru besar Pedagogy Olahraga UPI Bandung ini berpendapat kurikulum 2013 ini merupakan tantangan dan peluang bagi dunia pendidikan jasmani. Penjas dapat menjangkau semua ranah perilaku seperti domain fisik, sosial, afektif, dan kognitif. Pembelajaran yang diinginkan adalah yang integratif dan scientific dapat dipadukan. Pembelajaran penjasorkes dapat diberikan dalam berbagai bidang studi, PKn, IPS, IPA dan sebagainya. Sehinga diaharapkan dapat terjadi pembelajaran berkesinambungan untuk memajukan penjasorkes di Indonesia.

“Bagaimanakah cara mengintegrasikan sains dalam penjasorkes?”, itulah pertanyaan pembuka dari direktur PPs UNY, Prof. Dr. Zuhdan Kun Prasetyo, M.Ed. memberikan makalah pada sesi ketiga. Sebagai dosen bidang sains beliau berpendapat bahwa biomekanik mampu mengintgrasikan pendidikan sains dalam olahraga. Siswa bisa belajar sains yang notabene sulit dan rumit tapi apabila disampaikan dengan media olahraga maka akan lebih menyenangkan dan mudah dipahami. Bidang studi yang menjadi momok bisa diubah dan disertakan dalam pelajaran yang menyenangkan seperti olahraga.

Pembicara utama yang terakhir adalah kaprodi S2 IK, Prof. Dr. Sukadiyanto, M.Pd. Dalam makalahnya yang berjudul Pembelajaran Penjasorkes Sebagai Saran Strategis untuk Mencapai Tujuan Pendidikan, beliau menyampaiakan antara lain kurikulum 2013 dalam era globalisasi menuntut SDM yang berkualitas dalam konteks mengikuti perubahan jaman. Seiring kemajuan tersebut, sering terjadi kesenjangan sosial, pengelolaan pendidikan yang sesuai dengan cita-cita pendiri bangsa. Pembelajaran penjasorkes yang menyenangkan dapat diterima anak didik dengan cepat dan mudah dipahami. Dengan ini, ilmu yang diserap akan lebih dalam untuk menghasilkan SDM yang berkualitas.

Sehabis istirahat, kegiatan seminar dilanjutkan dengan sesi paralel yaitu, presentasi makalah dari 46 pemakalah yang terdaftar. Pemakalah berasal dari mahasiswa S2 IK PPs UNY, UPI dan praktisi olahraga yang lain. Sesi ini dilaksanakan di ruang kuliah Program Pascasarjana UNY. Tidak kalah seru dengan makalah dari pembicara inti, dalam sesi ini pun lebih interaktif dengan adanya pertanyaan maupun komentar dari peserta. (Rb)